Jumat, 28 Maret 2014

Membuat Sketsa Cover Komik

Selain bikin komik sendiri, saya juga punya job sampingan me-layout komik orang lain, kadang sekalian membuat konsep cover komiknya.

Membuat konsep cover comik merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah.
Susahnya: cover komik harus tampil menarik, nggak melenceng dari cerita, membuat penasaran dan yang penting harus "menjual".
Gampangnya: setelah konsep selesai (berupa sket kasar) kita tinggal melemparnya ke orang lain.

Berikut ini beberapa contoh konsep cover yang pernah saya bikin. (Klik untuk memperbesar).


Digambar oleh Zarki


Digambar oleh Sungging Priyanto (Studio 610)


Digambar oleh Sungging Priyanto (Studio 610)
Ingat saat mendesain Cover komik, pastikan kamu menyediakan space untuk menaruh judul, penerbit dan nama pengarang.

Rabu, 19 Maret 2014

DOBO 06: BELAJAR DARI PENGALAMAN


Asbu Jamke, singa paling buas di lembah Cingku Rongga rupanya cukup cerdas, ia tak mau untuk kedua kalinya kejatuhan tubuh Dobo yang cukup berat.
Namun perkiraannya kali ini meleset, ia tetep kena sial.

Sepertinya Dobo dan Asbu Jamke akan jadi musuh bebuyutan, dengan perseteruan tak kunjung henti.

Senin, 10 Maret 2014

Petualangan DOBO : KISAH SEBUAH CELANA

Kisah ini merupakan bonus dari komik 101 Peradaban Purba, berkisah tentang asal usul celana Dobo yang berasal dari kulit kelinci. Klik untuk memperbesar.











Bagi yang belum punya komik 101 Peradaban Purba bisa pesan langsung di http://cendanabooks.com/work/101-peradaban-purba/
kirim email ke cendanabooks@yahoo.com


Kamis, 06 Maret 2014

KOMIK STRIP DOBO 04: DILARANG BERKOKOK


Dobo terperangah, ia tidak mempercayai apa yang dia lihat.

Berbagai makanan lezat melayang-layang di sekelilingnya. Mereka bagaikan kupu- kupu yang menggoda nurani untuk segera mencaploknya.
Ada daging mammuth, daging rusa, ikan gurami, buah-buahan, umbi-umbian, semuanya membuat air liur Dobo menetes tak karuan.
"Astaga,... Apakah aku ada di surga?"
Dengan semangat tinggi Dobo mencoba meraih daging mammuth yang melayang di depan hidungnya,....
Namun tiba tiba "Kukuruyuuuuuukk!!..............."
Kokokan ayam jantan membangunkannya dari mimpi.
"Ampun deh, gara-gara ayam itu aku gagal makan daging mammuth." Dobo menggerutu kesal.
"Yang,... Ayam itu menyuruh kita jangan malas. Kata kepala suku, bangun siang membuat rejeki di patuk ayam. Ayo lekas bangun!"
Istrinya Haibo, membujuknya untuk segera beranjak dari tempat tidurnya.



Dengan terpaksa Dobo pun beranjak dari peraduannya yang empuk.
Sudah beberapa hari ini dia sebel. Soalnya bunyi kokok ayam hutan membuatnya tak bisa bermalas-malasan.
"Sepertinya aku harus cari cara nih agar ayam itu tak berkokok lagi."



Hari terus berlalu, Suku gigi tongos menjalani hari seperti biasanya.
Sebenarnya dalam beberapa hari itu, Dobo berusaha untuk menangkap ayam hutan itu dengan berbagai cara tapi selalu gagal.



Hingga pada pagi ketiga.
"Kukuruyuuukkkk!..... Keeekkk!... Keeeghh!"
"Eh yank, kok bunyi kokok ayamnya beda ya?"
Haibo membangunkan suaminya.
"Mana aku tahu yang,... mungkin dia sedang sakit"



Hari mulai siang, Haibo melihat suaminya muncul dari pepohonan. Tampak ia menenteng seekor ayam hutan yang tubuhnya dipenuhi getah nangka.
"Yank, hari ini aku tak mendapatkan rusa, tapi hanya ayam hutan. Nggak apa-apa kan?"
"Ah nggak apa-apa kok"
"Yank... Kau emang istri paling cantik sedunia" Dobo mencium kening istrinya.
"Makaaaan!!!!" Dongbo berlari ke arah mereka.



Hari pun berlalu, pagi pun menjelang.  Tapi pagi ini seluruh penghuni lembah Cingku Rongga bangun kesiangan.
"Waduh.... Aku seharusnya pergi ke ladang, nggak jadi deh." Werdo menggerutu.
"Astaga aku kan harus berburu rusa, siang begini jadi malas pergi, panas banget sinar mataharinya." Onblo ngedumel.



"Oaaahhhhh" Dobo terbangun dari tidurnya. Ia keluar dari rumah kayunya.
"Astaga ternyata sudah siang. Aku tidur nyenyak sekali hari ini."
"Yankk..." Haibo memanggilnya.
"Ada apa manisku."
"Kemarin kamu dapat ayam hutan darimana?"
"Memangnya kenapa?"
"Soalnya ayam yang biasanya berkokok hari ini nggak berkokok. Jangan-jangan yang kau tangkap ayam itu."



Waduh, kasih tahu nggak ya kalau memang ayam yang kemarin dia tangkap adalah ayam yang biasa berkokok di lembah Cingku Rongga. Tapi biarlah yang penting rejeki sudah tak dipatuk ayam lagi, pikir Dobo.