Minggu, 26 Januari 2014

MAHKOTA PLAKSOM


Apalah artinya pemimpin tanpa mahkota. Kepala suku Gigi Tongos, Plaksom Yang Agung pun demikian. Ia mempunyai mahkota yang sangat dibanggakan.

Mahkota itu terbuat dari dedaunan yang dirangkai untuk menghias kepalanya.



Sayangnya karena terbuat dari dedaunan. Mahkota Plaksom hanya bisa bertahan selama dua hari karena daunnya layu. Setelah itu dia menggantinya dengan mahkota baru.

Beruntung dia mempunyai asisten yang sangat setia bernama si Kunte.
Setiap dua hari sekali Kunte merangkai mahkota untuk dipersembahkan kepada sang kepala suku.



Suatu saat Kunte terserang Demam, ia tak mampu untuk membuat mahkota karena kondisi badannya terlalu lemah.

Ploksam kebingungan, tanpa mahkota ia merasa tak berarti.
Ia pun menyuruh si Werdo untuk membuat mahkota. Tapi mahkota buatan Werdo terlalu aneh sehingga ia menjadi bahan tertawaan anggota sukunya.
Lalu ia menyuruh Onblo untuk membuat mahkota. Mahkota buatan Onblo terlihat begitu indah dan membuat banyak orang terkesima.
Ploksam tak sabar untuk memakainya. Tapi begitu ia memakainya, Ploksam merasa kepalanya gatal-gatal.  Ternyata daun yang digunakan onblo memang bisa membuat kulit jadi gatal.



Akhirnya Dobo pun turun tangan. Ia pun menawarkan diri untuk membuat mahkota untuk Plaksom. Plaksom pun menyetujuinya.

Dobo pun membuat sebuah mahkota dari pahatan kayu. Ia pun menempelkan bebatuan indah di mahkota itu.Kemudian Dobo mempersembahkan mahkota itu kepada kepala sukunya.
Alangkah bahagianya ia memakai mahkota itu. Ia merasa berwibawa dan bangga di depan rakyat sukunya. Karena terbuat dari kayu, mahkota itu jadi lebih awet dan Plaksom tak perlu sering ganti mahkota lagi. Kini sang kepala suku tak membutuhkan jasa Kunte lagi. Plaksom pun memecat Kunte.
Kunte pun sedih, Walau Plaksom terkenal pelit dan upah untuk membuat mahkota tak seberapa, tapi pekerjaan itu memberi kebanggaan baginya.



Hari demi hari berlalu, Plaksom merasa ada yang aneh. Kepalanya sering migren.

Akhirnya Plaksom menyadari kalau mahkota dari kayu terlalu berat untuk kepalanya.
Plaksom pun meminta Dobo untuk membuat mahkota yang lebih ringan.
Tapi Dobo tak menyanggupinya, "Maaf kepala suku, saat ini teknologi mesin bubut belum ditemukan, jadi lebih baik memakai mahkota dari daun saja."



Apa boleh buat, daripada kepala nyut-nyutan terus. Akhirnya Plaksom meminta Kunte untuk membuatkannya mahkota dari daun lagi.Kunte pun menyanggupinya.



Kini Plaksom yang agung pun kembali seperti dulu. Setiap hari memakai mahkota buatan Kunte. Ia pun bangga memakainya.



                                                                    SELESAI



Epilog.

Suatu saat Dobo bertanya kepada Kunte, "Apa kamu nggak bosan setiap hari membuat mahkota buat kepala suku, kabarnya upah yang diberikannya tak seberapa, ia kan pelit?"
Dengan tenang Kunte menjawab, "Aku melakukannya karena aku menyukainya,... Lagipula ini kan jaman purba jadi belum banyak hal yang harus dilakukan,...he he"
Dobo sadar, memang mahkota dari daun sangat tidak efisien dan boros waktu untuk membuatnya, tapi bukankah pada jaman itu persediaan waktu sangat melimpah.


Rabu, 22 Januari 2014

Pengenalan DOBO

Bulan depan Dobo akan muncul seminggu sekali di cendanabooks.com
Bagi yang belum kenal Dobo, berikut ini adalah kisah sekilas tentang Dobo



DOBO; Si Manusia Purba

Beratus ribu tahun yang lalu, seiring berakhirnya era kadal raksasa dan dimulainya peradaban kaum neanderthal.
Di lembah Cingku Rongga yang subur dengan padang rumputnya yang hijau dan sebatang sungai yang jernih. Bermukimlah sekelompok manusia yang menjalin kehidupan bersama untuk bertahan hidup. Mereka menamakan dirinya suku Gigi Tongos. Dipimpin oleh kepala suku Plaksom Yang Agung. Mereka hidup damai. Yang mereka pikirkan hanyalah makan, tidur dan berburu.


Plaksom Yang Agung

Salah seorang dari Suku Gigi Tongos bernama Dobo. Ia seorang pemalas. Untuk mengakomodir sifat malasnya ia menciptakan berbagai alat untuk mempermudah hidupnya.

Dobo mempunyai istri bernama Haibo dan seorang anak bernama Dongbo.

Sayang Dongbo mengalami gangguan bicara, walau sudah berumur tiga tahun namun ia hanya mampu mengucap satu kata, "makaaannn!...."


Sehari-hari Dobo berburu makanan ditemani oleh adik iparnya yang bernama Onblo. Mereka biasanya menjelajahi padang rumput, pusatnya para binatang untuk makan dan bersosialisasi.

Dobo-Haibo-Dongbo-Onblo


Namun bukan hanya Dobo dan suku Gigi Tongos yang berburu di padang rumput itu. Banyak karnivora ganas yang juga mencari makan di situ. Kalau lengah, bisa-bisa merekalah yang jadi santapan harimau atau srigala.


Di lembah Cingku Rongga, binatang yang paling ganas, tak lain dan tak bukan dialah sang raja rimba, seekor singa bernama  Asbu Jamke. Dengan taring setajam adamantium dan lari bagaikan petir, Asbu akan membuat hidup Dobo nggak tenang.


Asbu Jamke, Singa penguasa lembah Cingku Rongga

Penasaran dengan kisah Dobo? Tunggu bulan depan ya!


Jumat, 17 Januari 2014

PIYE CARANE NGGAMBAR COVER KOMIK

Membuat cover komik itu gampang-gampang susah. Karena sebuah cover komik mempunyai tugas yang sangat penting, yakni menarik perhatian seseorang untuk membelinya.

Di toko buku biasanya komik masih terbungkus plastik (kecuali sudah ada yg iseng membukanya he he). Maka bagaimana kita bisa mengetahui isi komik tanpa harus membukanya.

Gambar cover komik biasanya sangat atraktif untuk membuat rasa penasaran pembeli. Kadang kita sampai merasa tertipu saat membeli komik yang covernya kelihatan "wowww", setelah kita lihat isinya ternyata "wewww!"

Cover komik seharusnya dapat menceritakan isi komik tersebut, bukan hanya gambar seorang jagoan yang sedang foto narsis. Jadi saat kita melihat covernya sekilas kita dapat menemukan sedikit gambaran tentang isi cerita komik tersebut.
Lalu sang pembeli pun dapat menentukan kira-kira layak nggak komik itu dibeli.

Beberapa cover komik kadang mengandung teka-teki (misteri) yang sengaja dibuat untuk membangkitkan rasa penasaran bagi yang melihatnya.... Tentu kemungkinan seseorang untuk membelinya jadi semakin besar.

Judul sebuah komik juga penting. Kadang kita beli komik hanya karena judulnya unik, atau mengundang rasa penasaran.
Sebisa mungkin judul komik harus yang menarik dan penuh ide segar.

Kesimpulannya kita harus sekreatif mungkin saat mendesain komik. Jangan hanya jadi yang biasa aja. Tambahkan unsur "woww" dalam cover komikmu.
Ingatlah di toko buku banyak sekali komik yang dijual. Jadi buatlah pengunjung toko buku menoleh ke komikmu,.... Dan membelinya.




Berikut ini contoh cover komik yang asyik




Selamat belajar membuat cover komik.

Note: Kenapa ya aku merasa cover komik Indonesia jaman dulu lebih keren dari yang jaman sekarang?



Kamis, 16 Januari 2014

DOBO ONLINE

Buat penggemar kharakter Dobo, ada kabar gembira. Sebentar lagi Dobo akan muncul sebagai komik online yang muncul seminggu sekali di www.cendanabooks.com baru seminggu kemudian muncul di blog ini. Bagi yang belum tahu kharakter Dobo, silahkan baca komik 101 Peradaban Purba terbitan Cendana Art Media.

Dobo is Back!

Jumat, 03 Januari 2014